No Pressure – No Diamond

Saya paling skeptis dan males dengan yang apanya berobat secara medis. Dan itu harus saya tebus dengan harga mahal, denga terkapar diruymah kurang lebih satu pekan, campuran batuk, migrain, otot-kaku dan maag. Puncaknya hari Kamis minggu lalu … sekeluarnya dari kantor sinode GKO, saya limbung, mual dan mengalami kesakitan luar biasa jika terpapar sinar … praktis hidup seperti dracula …

Ditempat tidur si Panengah (Jocahana 11 tahun), mendekati saya dan berbisik “Papa sedang dibentuk menjadi diamond yaa Pa … ???”

Saya terperangah dan bertanya dengan curious “Maksud Ergie apa … ??”

“Papa khan ada peribahasa yang mengatakan — No Pressure – No Diamond” lanjutnya “Tuhan itu sedang membuat papa sakit supaya menjadi lebih berguna bagi Tuhan”

Mak Pleg!!, saya tertampar lagi oleh “sang Nabi kecil” .. saya terpekur dan lamat-lamat teringat khotbah saya beberapa minggu lalu di kebaktian Pemuda “Saudara-saudara …. tidak ada cara lain untuk dipakai oleh Allah, Kurios kita selain memurnikan diri dan rela untuk dibentuk seturut kerelaan kehendak-Nya” *)

Have thine own way Lord … have thine own way

You are the Potter, I’m the clay

Make me and mold me, seeking Thy will

For I’m waiting, yielded and still

Selamat bergumul kawan ….

PS: Khotbah diambil dari 2 Tim 2:20-21

Salam

Cah Bodho

6 Komentar

  1. sigid said,

    April 3, 2009 pada 3:46 am

    Hi hi, ha kok Mak Pleg !! :mrgreen:
    Saya juga kena Pleg !! nya om …

    Berarti kalau tekanan kita lebih besar dari orang lain, itu karena kita spesial yah om, dan akan jadi diamond yang lebih “cemlorong”

    NB : saya pindahan blog nih

    • cbodho said,

      April 29, 2009 pada 12:47 am

      Yup masing2 kita sangat special bagi Sang Khalik ‘Bapak’ kita, dan begitu istimewa Sang Mukhalis junjungan kita.

      Aku sudah mampir bolak-balik ke warung sampeyan.
      Salam.

  2. anita day said,

    April 28, 2009 pada 12:15 pm

    Wah mestinya, Mak Pleg dan Mak Nyus dong pak. Puji Tuhan, terima kasih Gusti bahwa ternyata tuntunan ajaran Bapak melekat di benak si kecil sehingga dia mampu mengerti secara dalam kehendak Tuhan dalam kehidupan kita, sukanya, dukanya, indahnya bahkan sakitnya sekalipun. God bless you!! And God bless your little prophet.

    • cbodho said,

      April 29, 2009 pada 12:49 am

      Bukan mak nyus tha … mak Nyos seperti ‘keslomot’ bara api. Wong kuaget dje. Sampeyan benar, anak2 itu dikirim di kehidupan kita sebagai sarana pembentukan kita untuk menjadi papa/mama yang seharusnya dan sesungguhnya.

      Nuwun kersa mampir maneh.
      Salam
      CB

  3. menemani said,

    November 15, 2009 pada 5:03 am

    Tak semudah mengkhotbahkannya ataupun menyanyikannya memang… namun selalu indah bentukan Sang Penjunan hidup kita itu, … dilumatkan seperti apa pun saya selalu ingat bahwa saya di dalam Tangan-Nya yang penuh Kasih. Ia selalu merancangkan yang terbaik, Ia sungguh baik! Jadi semakin indah… mengapa tidak?!

    🙂 eva kristiaman


Tinggalkan Balasan ke cbodho Batalkan balasan