Natal yang Sesungguhnya

Gambar

Dengan berjingkat ku menyelinap gerbang kerajaan ..
Tidak ku dengar suara pujian atau petikan harpa
Tidak kutemui, satu penghuni istana pun di sana …
Apa yang terjadi dengan isi istana …

Para Cherubim tak ada di pos jaga,
tak kulihat para seraphim dengan pujiannya.
Semakin senyap, dan memilukan terasa
Kemana perginya para penghuni istana?

Ku semakin berani masuk ke dalam …..
Astaga … kulihat mahkota dan jubah kebesaran-Nya
teronggok dekat singgasana-Nya
Seperti sengaja ditinggal oleh pemiliknya ….

Yaspis, sardis, krisopras dan krisolit …
lazuardi, mirah, zamrud, ratna cempaka mengusam
mereka tak bisa memantulkan cahaya Bintang Timur ….
Seolah mereka berduka, bersama segenap penghuni istana …
Karena kepergian Sang Putera ….

Kemanakah gerangan perginya sang Pangeran …..

Nun jauh dibawah sana terlihat para gembala ….
Kaum jelata yang tidak dipandang sebelah mata
Sedang terpana mendengar berita gembira
Dengan gentar dan takjub terpana …
Menyaksikan segenap bala tentara surga …
Menyanyi dengan membahana ….
“Segala kemuliaan bagi Allah di tempat yang maha tinggi …. Dan damai sejahtera di bumi”

Oh ternyata kesanalah Sang Putra menjelma …
Kedalam bayi lemah anak Yusuf dan Maria…
Beserta para malaikat yang mengiringi-Nya.
Demi melawat umat kepunyaan-Nya yang miskin dan papa.

Kedatangan-Nya ….
Menjadikan kaum gembala, duduk semeja  …
dengan sang majus dan bala tentara kerajaan-Nya.
Pemungut Cukai, wanita dursila bisa tersenyum bahagia …
Mereka beroleh merasakan dan merayakan kehadiran-Nya.

Itulah berita Natal yang sesungguhnya …
Meninggalkan kenyamanan diri demi yang miskin dan papa?
Sanggupkah kita (gereja) meninggalkan selebrasi nir makna?
Melawat para papa nan nista, agar mereka mampu mengenal kata “bahagia” ….

Selamat merayakan Natal

Cah Bodho

Bedroom, Medio Dec 2012

Indahnya Keluarga (2) – My Tribute …

Prolog:

Tentu anda semua tahu cerita Yusuf bin Yakub bukan ?? Itu lho si tukang mimpi. Saya mempunyai kebiasaan yang mirip dengan beliau, bukan urusan dengan istri Potifar lho 🙂 . Benar soal mimpi …. Setiap akan ada sesuatu yang merubah hidup saya selalu bermimpi. Waktu akan lahir ObliasT, aku mimpi ada seekor garuda raksasa menabrak rumah dan berhasil aku tangkap. Waktu Jochanan mau hadir, aku mimpi menangkap burung sribombok di sawah. Waktu mau lahir Menahem, aku mimpi menangkap ayam hutan jantan. Waktu Joshua (anak sulung kakak ObliasT)  berpulang, ayam jago dalam rumah lepas. Pokoknya seputar “Avian Dreamt” dach.

Demikian pula ketika mau mendapatkan Istri tercinta, aku bermimpi berjalan-jalan dipinggir hutan dan melihat ada burung merak berbulu keemasan. Uniknya sang Merak itu mengenakan mahkota bak putri kerajaan … dan aku berhasil menangkapnya. Memasuki usia pernikahan ke 14 ini aku hadiahkan suatu puisi buat sang merak pada ulang tahunnya yang ke 37 … Tentu Khalil Gibran bukan tandingan saya dalam berpuisi … (maksudnya saya bukan apa2nya 🙂 )

My tribute to Rosaline ‘Nanish’ T. Samara on her 37th birthday

 Balada Merak Mahkota ….

Baca entri selengkapnya »